Senin, 04 Agustus 2008

Bibliografi tentang HAMKA

Saya memiliki Sumber-Sumber Informasi tentang tentang HAMKA, baik tulisan-tulisan HAMKA yang dimuat di beberapa majalah pada masanya, atau artikel-artikel tulisan tentang HAMKA, tergambar-gambar tentang HAMKA. Pada posting selanjutnya akan saya muat beberapa artikel tentang HAMKA. Bagi siapa saja yang sedang melakukan penelitian tentang HAMKA bisa menghubungi saya. Terima kasih

Sumber-Sumber Informasi Pergerakan Kebangsaan Boedi Oetomo

12.
Abikoesno dan Tjipto. PEDOMAN MASJARAKAT. -- TH. VII, no. 34, 20 Agt 1941. – Medan; As-Sjoera, 1934. Hal. 662, 667

Para tokoh nasionalis lainya yang pernah bergabung dengan perkumpulan pergerakan Budi Utomo adalah Abikoesno Tjokrosoejoso dan Dr. Tjipto Mangoen Koesoemo. Meskipun keduanya berbeda faham namun mempunyai tujuan yang sama untuk memajukan pergerakan. Abikoesno merupakan ketua Partai Sjarikat Islam Indonesia, dan Tjipto berasal dari Nationaal Indsiche Party. B: - 2155

24.
Alm. Dr. R. Soetomo: diperingati oleh segenap studenten Indonesia dan Malaya serta pemoeka-pemoeka pergerakan jang besar-besar di Egypte (Mesir). PANDJI ISLAM. – TH V, no. 23, 15 Agustus 1938. – Medan: Pandji Islam, 1935. Hal. 418-419

Sutomo adalah Bapak Pergerakan Indonesia. Pada saat meninggalnya, yaitu tanggal 9 Juli 1938 Persatuan Pemuda Indonesia dan Malaysia (PERPINDOM) yang ada di Mesir mengadakan pertemuan untuk mengenang kepergiannya. Pertemuan itu juga dihadiri oleh para pemuka agama dan tokoh pergerakan dari Mesir dan Irak. B: - 2306

9.
Almarhoem Dr. Soetomo. KEOETAMAAN-ISTERI. – Th. II, no. 7, Juli 1938. – Medan: Perhimpoenan Keoetamaan Isteri, 1936. Hal. 7-11

Pada hari Senin 30 Mei 1938, Dr Soetomo sebagai salah satu pendiri pergerakan Budi Oetomo dikabarkan telah meninggal dunia. Kabar meninggalnya Soetomo tersebar bukan hanya di Surabaya, namun menyebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir seluruh pers bumiputera yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera memberitakannya. Sutomo adalah salah seorang pemimpin besar Indonesia, seorang politikus dan intelektual yang sangat disegani baik oleh lawan dan kawan. Beliau salah seorang kepercayaan pionir pergerakan Indonesia, Wahidin Soedirohoesoedo. Namanya tetap dikenang sepanjang masa oleh Bangsa Indonesia.B: - 2434


Amanat PJM Presiden Sukarno pada peringatan 20 Mei 1952. MINGGU PAGI. – Th. IV, no.7, 18 Mei 1952. – Jakarta: Kedaulatan Rakyat, 1948. Hal. 3

Presiden Sukarno pada peringatan 20 Mei 1908 menyatakan bahwa tidak akan ada Proklamasi 17 Agustus 1945 , kalau tidak ada 20 Mei 1908.Untuk itu mari kita untuk selalu memperingati 20 Mei itu disertai dengan kesanggupan untuk meneruskan perjuangannya.B: - 3761


56.
Anekdote’s penghidoepan Ir. Soekarno. PEDOMAN MASJARAKAT. – Th. VII, no. 7, 12 Februari 1941. – Medan: As-Sjoera, 1934.Hal. 123

Banyak yang bisa kita gali dan pelajari dari kehidupan sehari-hari para tokoh besar, antara lain Ir. Sukarno. Mengapa Ir. Sukarno memperhatikan dan membela kaum jembal atau Marhaen? Karena pengalaman masa kecilnya yang bersahabat dengan anak-anak dari keluarga miskin. HOS Tjokroaminoto yang memimpin surat kabar “Oetosan Hindia” sering menulis artikel dengan nama tokoh BIMA, yang dilukiskan sebagai seorang ksatria yang tidak gentar dalam mempertahankan kebenaran, itulah Ir.Soekarno. Dan masih ada beberapa cerita anekdote lain tentang Ir. Soekarno.B: - 2155

14.
Anekdote penghidoepan pemimpin2 Indonesia: Dr. Wahidin Soedirohoesodo. PEDOMAN MASJARAKAT. – Th. VII, no. 13, 26 Maret 1941. Medan: As-Sjoera, 1934. Hal. 243

Untuk mewujudkan cita-citanya membentuk gerakan kebangsaan, Wahidin melakukan perjalanan ke seluruh wilayah di pulau Jawa untuk mencari dukungan. Hanya pemuda R. Soetomo dan M. Soeradji lah yang ketika itu masih menjadi mahasiswa STOVIA di Jakarta yang menerima ide dan pemikirannnya. Dengan segera kedua pemuda itu mewujudkan cita-cita yang dikemukakan oleh dr Wahidin itu pada tanggal 20 Mei 1908. Sejak itu berdirilah perhimpunan yang pertama sekali di Indonesia di kalangan pelajar-pelajar Stovia, yang bernama “Budi Utomo”, dibawah pimpinan R. Soetomo dan R. Goenawan Mangoenkoesoemo. B: - 2155


Anekdote’s penghidoepan pemimpin Indonesia: Dr. Soetomo. PEDOMAN MASJARAKAT. – Th.VII, no. 17, 23 April 1941. – Medan: As-Sjoera, 1934. Hal. 327-328

Soetomo selain menjadi salah satu dari tokoh pergerakan Indonesia, tercatat juga sebagai pengajar di sekolah kedokteran Soerabaya (N.I.A.S.). Sifat-sifat Soetomo yang jenaka kerap kali ditulis dalam berita-berita surat kabar, berdasarkan penuturan dari beberapa muridnya di N.I.A.S. Selain itu, di kalangan murid-murid N.I.A.S., Sutomo dikenal sebagai seorang dosen yang ramah dan bersahaja.B: - 2155


59.
Biografi [Drs. Moh. Hatta]. ABAD XX: Weekblad oemoem bergambar-gambar. – 1934. – Medan: [s.l], 1934. Hal. 229-230

Mohammad Hatta dilahirkan di Bukit Tinggi pada 21 Agustus 1902. tahun 1915 setelah lulus dari sekolah Belanda di Padang, kemudian melanjutkan ke MULO dan HBS. 1918, aktif di perkumpulan Jong Sumatranen. 1919, ia melanjutkan sekolah ke Welteveden. Pada tahun 1921 Hatta melanjutkan studi ke Handelshoogeschool di Rotterdam dan lulus pada tahun 1923 melanjutkan studinya ke tingkat doctoraal. Tahun 1922, ia terpilih menjadi ketua dari Perkumpulan pelajar Indonesia di Belanda dan menerbitkan majalh bernama Hindia Putra yang kemudian berubah menjadi Indonesia Merdeka. Hingga tulisan ini dibuat, Moh Hatta masih aktif di PNI.B: 1783


Boedi Oetomo 1908-1923. OEDAYA OPGANG. -- No.3, 1923. – Den Haag: Gravenhage, 1920. Hal. 17-18

Perkumpulan pergerakan kebangsaan Budi Utomo yang dirikan pada tanggal 20 Mei 1908, pada tahun 1923 telah mencapai usia 15 tahun. Semangatnya telah membangunkan pemuda pribumi seluruh Jawa untuk bangkit dan bergerak membangun kesadaran bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang satu dan utuh. Di tahun 1923 perkumpulan Budi Utomo telah menyebar dan memiliki cabang di seluruh pulau Jawa, dan beberapa wilayah Sumatera.
A: 510

33.
BOEDI Oetomo Officeel Orgaan dari Perkoempoelan Boedi Oetomo. – Th. IV, April-Juni 1926. – Semarang: Boedi Oetomo, 1922

Majalah ini adalah majalah yang diterbitkan oleh perkumpulan pergerakan nasional Budi Utomo cabang Jawa Tengah. Majalah ini berisi berita-berita kegiatan dari perkumpulan Budi Utomo.


B: - 2199

19.
Boedi Oetomo. BOEDI OETAMA Officieel orgaan dari perkoempoelan Boedi Oetomo. – Th. V, no.5, Mei 1928. Solo: Budi Oetomo, 1923. Hal 1-3

Pergerakan kebangsaan itu juga telah memasuki tingkat ke-Indonesiaan, yang sebelumnya masih tingkat ke-Jawa-an. Karena Budi Utomo itu bersifat perkumpulan rakyat, maka tujuannya tergantung dari kehendak rakyat sendiri. Juga Budi Utomo sebagai perkumpulan nasional, seharusnya memperkenankan segenap kaum nasionalis, rakyat jelata maupun bangsawan untuk menjadi anggotanya.


B: - 2199


29.
Congres Jong Indonesia.BINTANG HINDIA. – Th. VII, no. 45, 3 Nov. 1928. – Weltevreden: Mij. Bintang Hindia, 1921. Hal. 364

Berita foto yang berisi tentang peristiwa Sumpah Pemuda, yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres pemuda tersebut dihadiri oleh beberapa perkumpulan pemuda, seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Batak, Jong Islamienten Bond, Pemuka kaum Betawi dan sebagainya.


B: - 937


58
Congres Pemoeda-pemoeda Indonesia. ZAMAN BAROE. – Th. III, no. 12, 2 November 1928. Weltevreden: [s.l.], 1925. Hal. 135.

Pada tanggal 27-28 Oktober 1928 telah dilangsungkan kongres para pemuda Indonesia yang dihadiri oleh perkumpulan pemuda seperti Jong Java, J.I.B. Jong Sumatra, Jong Selebes, Jong Batak dll. Kongres tersebut diadakan di Betawi.


B: - 1142


46.
Dasar dan sebab perdjuangan rakjat Indonesia menudju kemerdekaan. MADJALLAH MERDEKA. – Th. 3, no. Istimewa, 17 Agustus 1948. – Jakarta: Merdeka, 1948. Hal. 8-17

Sebagaimana kita ketahui perjuangan bangsa Indonesia adalah hasil perdjuangan bangsa Indoneisa dari tahun 1757 melalui waktu kesadaran dan kebangunan bangsa Indoensia di tahun 1905, hingga jatuhnya pemerintah Hindia Belanda 1942. Proklamasi kemerdekaan banga Indonesia mempunyai dasar dan sebab yang timbul selama beberapa abad dibawah kekuasaan penjajah Belanda. 17 Agustus 1945 hanyalah satu waktu yang memuncak dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan yang dilatarbelakangi oleh kehidupan bangsa tersebut dengan penjajahnya.


B: - 3100


38.
De gedachtten van Raden Adjeng Kartini: als richtsnoer voor alle Indonesische nationale strevingen/Noto Soeroto. OEDAYA OPGANG. – Jrg. VI, Afl. 12, no.79, December 1929. – Den Haag: Gravenhage, 1920. Hal. 184-185

Kepeloporan Raden Adjeng Kartini sebagai tokoh perjuangan kaum perempuan Indonesia, sama hal nya sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Dr. Wahidin Soediro Hoesoedo ketika mendirikan Budi Utomo. Pemikiran Kartini untuk kaum perempuan Indonesia telah menyadarkan bangsanya atas hak-hak kaumnya yang terabaikan.

A: - 510


47.
Dr. Danudirdja Setiabuddhi/Soebagijo Ilham Notodidjodo. PANTJA RAJA. – Th. II, no. 9, 15 Maret 1947. – Jakarta:Balai Poestaka, 1946. Hal. 285-289.

Douwes Dekker adalah salah satu dari nasionalis Indonesia yang telah banyak jasanya kepada perherakan kebangsaan kita. Bersama Ki Hadjar Dewantoro dan Dr Tjipto mangoenkoesoemo mendirikan Indische Partij. DD atau Dr Setiabuddhi ini dilahirkan pada tanggal 8/9 Oktober 1879 di Pasuruan. Pernah bekerja sebagai opseter di perkebunan kopi di Malang sebelum terjun ke dunia jurnalistik. Ia pernah menjabat redaktur Bat Niewusblad dan Soerabajasch Handelsblad, yang kemudan terjun ke dunia politik.


B: - 3052
55.
Dr. Goenawan Mangoenkoesoemo. PANDJI POESTAKA. – Th. VII, no.44, 31 Mei 1929. – Weltevreden: Balai Poestaka, 1922. Hal. 704

Salah satu pendiri pergerakan Budi Utomo, yaitu Dr. Goenawan Mangoenkoesoemo dikabarkan telah meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 1929. Setelah lulus dari STOVIA, ia melanjutkan pendidikan dokternya ke Eropa, khususnya untuk memperdalam mengenai penyakit tuberculose. Setelah kembali dari Eropah ia ditempatkan pda C.B.Z (rumah sakit) di Semarang hingga akhir hayatnya.

B: - 913
6.
Dr. M. Ng. Wahidin Soedirohoesodo: wafat pada tanggal 26 Mei 1917/ oleh Moenar S. Hamidjojo. KEOETAMAAN-ISTERI. – Th. II, no. 6, Juni 1938. – Medan: Perhimpoenan Keoetamaan Isteri, 1936. Hal.5-7.

Wahidin Soedirohoesodo adalah Bapak dari pergerakan Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 bersama dengan Dr. R. Soetomo dan Dr. Goenawan Mangoensoesoemo. Meskipun Bapak pergerakan tersebut telah lama tiada, namun semangat 20 Mei 1908 senantiasa bersemayan di hati seluruh bangsa Indonesia.


B: - 2434
30.
Dr. Mas Ngabei Wahidin Soedirohoesodo/M. Choesnan Affandi. PANDJI ISLAM. – Th. V, no. 14/15, 15/25 Mei 1938. – Medan: Poestaka Islam, 1923. Hal. 332-333, 350-351

Dr. Wahidin adalah bapak pemangun pergerakan Indoneisa yang pertama. Ia lahir di desa Melati (Mataram), dan menamatkan sekolah dokter di Jakarta. Wahidin bercita-cita ingin memajukan pendidikan dan kesejahteraan rakyat pribumi. Melalui pergerakan Budi Utomo, ia bersama Sutomo dan Gunawan Mangoensarkoro berusaha mewujudkan cita-citanya tersebut.


B: - 2306
22.
Dr. Raden Soetomo Pahlawan kebangsaan dan bapa pergerakan Indonesia (1). PANDJI ISLAM. – TH V, no. 16, 5 Juni 1938. – Medan: Pandji Islam, 1935. Hal. 397-398

Dokter Raden Soetomo adalah turunan bangsawan asli baik dari pihak bapak dan ibunya yang masih keturunan ke-5 Seri Sultan Hamengkubuwono II. Ia lahir pada 30 Juli 1888 di desa Ngepeh Ngandjoek. Setelah mendirikan Budi Utomo, ia bekerja sebagai tenaga medis di Jakarta. Ia pernah berurusan dengan seorang Eropa yang merendahkan dokter Indonesia. Sutomo dibela oleh Stovia dan pengadilan memenangkannya. Ia juga pernah bekerja di Lubuk Pakan dan mendirikan perkumpulan untuk membela para buruh kontrak. Hingga satu surat kabar Belanda pada waktu itu menyamakan Sutomo dengan Mahatma Ghandi yang telah membela nasib kaum kuli di Afrika Selatan.


B: - 2306
23.
Dr. Raden Soetomo Pahlawan kebangsaan dan bapa pergerakan Indonesia (II). PANDJI ISLAM. – Th. V, no. 18, 25 Juni 1938. – Medan: Pandji Islam, 1935. Hal. 418-419

Banyak jasa-jasa dokter Sutomo semasa hidupnya. Selain mendirikan Perkumpulan Budi Utomo, Ia juga mendirikan Intellectueelen Bond yang kemudian menjadi Indonesische Studieclub, National Indisch Congres (1924), PPPKI (1927), Partai Indonesia Raya (1935), Gedong Nasional Indonesia di Bubutan Surabaya, Bank Nasional Indonesia, PPPPI. Dalam dunia Pers, ia juga mendirikan Soeloeh Indonesia, Soeloeh Ra’jat Indonesia, Swara oemoem, Penjebar semangat (majalah berbahasa Jawa yang masih terbit hingga saat ini), Krono Tomo, ketua dari Dagblad Direkteuren Bond, tidak sedikit juga karangannya yang dimuat dalam beberapa literatur Indonesia.


B: - 2306
27.
Dr. Soetomo berpoelang. PANDJI POESTAKA. – Th. XVI, no.44, 3 Juni 1938. – Batavia: Balai Poestaka, 1922. Hal. 838-839.

Majalah terbitan Batavia, Pandji Poestaka juga memuat berita meninggalnya bapak tokoh pergerakan Indonesia. Disajikan juga riwayat singkat dr Sutomo yang dilengkapi juga dengan foto Sutomo ditengah keluarganya. Balai Pustaka telah menerbitkan dua buku karangan Dr Sutomo, yaitu buku tentang bahaya penyakit kotor, dan buku tentang perkawinan anak-anak, dalam versi bahasa Melayu, Jawa dan Sunda.


B: - 913
50.
Dr. Soetomo dan Islam. PEDOMAN MASJARAKAT. – Th. II, no. 36, 26 October 1936. – Medan: Asj-Sjoera, 1934. Hal. 701-702

Tulisan editorial ini mengulas hasil lawatan Dr Sutomo ke Kairo Mesir. Menurut ulasan ini, ada perubahan dalam diri Dr Sutomo dan ada keinsyafan dalam dirinya untuk mengakui bahwa gerakan nasional itu bisa sangat maju pesat jika para penganjurnya berpegang teguh dngan agama. Dalam beberapa pidatonya, Dr Sutomo mengatakan bahwa kemunduran umat Indonesia, adalah karena mereka lupa akan agamanya. Kemerdekaan akant ercapai karana bathin yang suci.


B: - 2155
21.
Dr. Soetomo.PANDJI ISLAM. – TH V, no. 16, 5 Juni 1938. – Medan: Pandji Islam, 1935. Hal. 369

Majalah terbitan Medan ini memberitakan meniggalkan Dr. Sutomo. Dr Sutomo meninggal tanggal 30 Mei 1938. Jenazahnya dikubur di pekarangan Gedong Nasional Indonesia di Bubutan Surabaya. Sutomo dikenal sebagai bapak gerakan organisator, ketua PPPKI, ramah, rendah ahti, intelek, wartawan penting, dokter utama, dan guru besar.


B: - 2306
16.
Dr. Soetomo: riwajat hidup dan perdjuangannja/Imam Supardi. Jakarta: Djambatan, 1951

Pak Tom, demikianlah panggilan akrab dari kawan-kawan seperjuangannya. Pengikut Sutomo adalah rakyat Indonesia dalam arti seluas-luasnya. Ia juga bapak pergerakan nasional Indonesia. Perkumpulan budi Utomo yang bermula hanja di bidang pengajaran saja, kemudian tumbuh menajdi perkumpulan nasional yang bergerak di lapangan politik, ekonomi dan sosial. Tanggal keahiran Budi Utomo kemudian dianggap sebagai tanggal kelahiran pergerakan nasional Indonesia.


B: - 4070
1.
20 Mei, Hari Kebangunan Nasional/Djapendi. MINGGU PAGI. – Th IV, no.7, 18 Mei 1952. – Jakarta: Kedaulatan Rakyat, 1948. Hal. 7-8

Salah satu hari istimewa yang selalu diperingati kembali oleh bangsa Indonesia, adalah tanggal 20 Mei. Tanggal 20 Mei adalah hari timbulnya pergerakan di Indonesia. Meskipun hari tanggal tersebut telah diungkap secara berulang-ulang setiap tahun, namun yang terpenting adalah mengenang kembali makna untuk mempertahankan semangat nasionalisme dan persatuan bangsa Indonesia.


B: - 3761
45.
40 tahun memperebutkan kemerdekaan. MADJALLAH MERDEKA. – Th. 1, no. 19, 22 Mei 1948. – Jakarta: Merdeka, 1948. Hal. 4-9

Kemerdekaan bangsa Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dicapai melalui rangkaian panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, mulai dari berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusono. Kemerdekaan Indoneisa adalah hasil perjuangan kaum muda Indoneisa. Karena pemudalah dalam sejarah yang dapat berbuat sesuatu diluar dugaan manusia, sebagaimana semboyan: pemuda harapan bangsa.


B: - 3100
52.
Fussie-Congres B.O. dan P.B.I. melahirkan Partai Indonesia Raya. SOEARA PARINDRA MadjallahPartai Indoensia Raja. – TH. Ke I, Januari 1936. – Soerabaja: Parindara, 1936. Hal. 1

Maklumat pendirian Partai Indonesia Raja (Parinda) yang dipimpin oleh Dr. Sutomo. Parindra ini merupakan penyatuan dari Budi Utomo dan Partai Bangsa Indonesia. Parindra ingin merangkul semua golongan dari kaum bangsawan hingga rakyat jelata, dari kaum borjuis hingga kaum tani untuk bersatu menjadi bangsa Indonesia yang utuh dan kuat guna merubah keadaan masyarakat ke arah yang lebih baik.


B: - 2150
32.
Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. PANDJI ISLAM. – Th. V, no. 28/29, 10/17 Oktober 1938. Medan. Poestaka Islam, 1923. Hal. 622-623, 644-645

Oemar Said Tjokroaminoto lahir pada tahun1883, kakeknya masih kelaurga Susuhunan III dan bapaknya Wedana di distrik Keletjo Madiun. Setelah menamatkan sekolah di B.A.S, ia terjun ke dunia jurnalistik dan menjadi ahli kimia di pabrik Gula. Pada umur 29 th aktif di ‘Sarikat Islam” dan kemudian gabung ke ‘Sarekat dangan Islam bersama H. Samanhudi di Solo. SDI kemudian terpecah. Tjokroaminoto membentuk Partai Syariakt Islam Indonesia (PSII).


B: - 2306
44.
Hadji Samanhoedi dalam kemelaratan sangat!/Parada Harahap. PEDOMAN MASJARAKAT. – Th. VI, no.19, 8 Mei 1940. – Medan: Asj Sjoera, 1934. Hal 378

Hadji Samanhudi adalah bapak dari pergerakan Sarekat Islam yang mulanya bernama Sarekat dagang Islam dan akhrinya setelah pimpinan jatuh ke tangan Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, dipendekan namanya menjadi “Sarikat Islam. Hadji Samanhudi dikenal juga sebagai salah satu pujangga dan namanya dapat disejajarkan dengan Tjokroaminoto, Sutomo, Tjipto dan beberapa tokoh besar nasional lainnya. Namun siapa menyangka di akhir masa tuanya, Hadji Samanhudi hidup dalam kemelaratan yang teramat sangat, tidak ada penghasilan dan kondisi kesehatannya yang memburuk. Satu komite telah dibentuk untuk perbaikan dan pemugaran makam HOS Tjokroaminoto, namun di pihak lain kita mengabaikan seorang pejuang yang masih hidup.


B: - 2155
41.
“Hari iboe” dan kebangoenan poeteri Indonesia/Nadimah Tandjoeng. PEDOMAN MASJARAKAT. – Th. VI, no.2, 10 januari 1940. – Medan: Asj Sjoera, 1934. Hal 32-33

Pada Kongres Perempuan Indonesia ke III di mataram telah menetapkan bahwa ‘Hari Ibu” jatuh pada tanggal 22 Desember. Bangsa Indonesia berkominten untuk terus merayakan setiap tanggal 22 Desember karena berdasar kepada riwayat pergerakan kaum putri di negeri ini, sebagai lahirnya semangat persatuan dan cita-cita bersatu dari perempuan-perempuan Indonesia.


B: - 2155
54.
“Kaoetamaan Isteri”. PANDJI POESTAKA. – Th. VII, no.11, 5 Februari 1929. – Weltevreden: Balai Poestaka, 1922. Hal. 162-163

Pada tahun 1904, R. Dewi Sartika mendirikan sekolah khusus kaum perempuan yang diberi nama Sekolah Kautamaan Istri. Menurut Dewi Sartika, :perempuan, bakal ibu, hendaklah dididik, dipertinggi dan diperhalus budinya serta dicerdaskan otaknya. Seorang ibu yang soan, berbudi dan pandai, akan dapat mendidik anak-anaknya dengan baik juga, serta menjadi isteri yang pandai mengurus rumah tangganya.


B: - 913
53.
Keinsjafan/RM Soemitro Djojadikoesoemo. PEMBANGOENAN Madjallah minggoean oemoem bergambar. – no.10, September 1939. – Batavia-C: Pemandangan, 1939. Hal. 16-17

Tulisan ini berupa sebuah pengharapan yang ditujukan, khususnya untuk para pemuda Indonesia yang sedang belajar/ada di negeri Belanda. Dengan makin bertambahnya para pemuda Indonesia yang belajar di negeri Belanda, diharapkan semakin meningkatkan rasa dan semangat kebangsaan dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Semoga para pelajar Indonesia yang ada di Belanda tidak terlena untuk segera kembali pulang membangun tanah kelahirannya.


B: - 2590
49.
Keliling Hadji A. Sali. PEDOMAN MASJARAKAT. – Th. II, no. 29, 31 Agustus 1936. – Medan: Asj-Sjoera, 1934. Hal. 561-563

Pada sidang Dewan Partai Syarikat Islam yang ke-22, Hadji A. Salim mengusulkan agar party merubah haluan dari sikap non-cooperatie ke cooperatie. Berkenaan dengan itu ia bersedia mengundurkan diri dari jabatan sebagai ketua Syarikat Islam. Berubahnya haluan politik bukan hal baru di dunia politik. Seperti Sukarno yang berhaluan nasionalis bisa tiba-tiba menjadi revolusioner atau menjadi lebih agamis. Ki Hadajr Dewantara dari politikus menjadi paedagogik, Douwe Dekker dari politikus menajdi jurnalis. Memang tidak ada orang yang tetap kekal dalam satu pendirian kecuali Yang Maha Kuasa.


B: 2155
17.
Kesadaran Nasional/Soeharto Djoy. MINGGUAN POLITIK “MASJARAKAT”. – Thn. IV, no. 20, 24 Mei 1953. Jakarta: Pelopor, 1949. Hal. 4

Sejarah kita sebagai bangsa dimulai pada tangal 20 Mei 1908 dengan berdirinya Budi Utomo yang meletakkan dasar perjuangan kebangsaan yang dipelopori Dr Wahidin Sudirohusodo. Pada tanggal 20 Mei 1948, terbentuk dalam “Statement Bersama” semua organisai termasuk partai-partai politik pada waktu itu telah menyatakan bahwa hari itu sebagi Hari Kebangunan Nasional. Presiden Sukarno telah mengajurkan supaya tanggal 20 Mei itu diperingati secara besar-besarkan setiap 10 tahun.


B: - 3768
10.
Kesadaran Nasional/Suharto Djoy. MINGGUAN POLITIK MASJARAKAT. – Th.IV, no.20, 24 Mei 1953. – Jogjakarta: Pelopor, 1949. Hal. 4-5

Sejarah kita sebagai bangsa dimulai pada tanggal 20 Mei 1908 dengan berdirinya Budi Utomo. Budi Utomo telah meletakkan dasar perjuangan kebangsaan yang dipepolori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Bangsa Indonesia timbul karena adanya keinginan yang kemudian didorong oleh tindakan nyata untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa, dan seharusnya menjadi sebuah kesadaran nasional yang harus terus menerus dipupuk, dibina di diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yang berpedoman pada Pancasila.



4.
Kongres Jong Islamienten Bond jang kedoea di Surakarta. PANDJI POESTAKA. – Th. V, no. 7, 25 Januari 1927. – Weltevreden: Balai Pustaka, 1922. Hal. 95

20 Mei 1908 telah menyatukan berbagai organisasi keagamaan dan kedaerahan, di antaranya Jong Islamienten Bond. Organisasi ini bermarkas di Surakarta dan telah mengadakan kongres pada Januari 1927 di Surakarta. Kongres ini dihadiri juga oleh JIB dari berbagai daerah di Sumatra dan Jawa .


B; 9 13
40.
Maksoed dan toedjoeannya P.N I. SOELEOH RA’JAT INDONESIA. – Th. 2, no.7, 15 Februari 1928. – Surabaya: Indonesische Studieclub, 1927. Hal. 25-28

Dalam Pidatonya pada tanggal 5 Februai 1928, Sukarno selaku pimpinan PNI menyatakan bahwa tujuan PNI adalah untuk tercapainya kemerdekaan Indonesia. Jika sebelumnya pergerakan Budi Utomo masih memiliki kultur Jawa yang kuat, maka PNI adalah partai nasionalis sebagai gabungan berbagai pergerakan kedaerahan yang ada pada saat itu.


B: 1205
26.
Metek Lajon Dr. Soetomo. PARAHYANGAN. Th. X, no. 23, 9 Juni 1938. – Batavia: Bale Poestaka, 1930. Hal. 378-379

Selain beberapa media cetak terbitan Jawa dan Sumatra yang memberitakan meninggalnya Dr. Sutomo, juga majalah berbahasa Sunda ini. Majalah Parahyangan menyajikan berita meninggalnya Bapak Pergerakan Indonesia ini. Sutomo dikebumikan di pekarangan gedung Nasional Surabaya sesuai dengan amanatnya sebelum meninggal. Lebih dari 50.000 ribu orang turut menghantar jenazahnya ke peristirahatannya terakhir.


B: - 1372
3.
Pekerdjaan sociaal dari pergerakan boemipoetera/Dr. R. Soetomo. PANDJI POESTAKA. - - Th. VII, no. 102, 20 December 1929. – Weltevreden: Balai Poestaka, 1922. Hal 1657-1661

Menurut Dr Soetomo, pergerakan Bumiputera itu dapat terdiri dari berbagai macam bentuknya, tergantung dari budi pekerti para pendirinya. Untuk pembangunan budi pekerti, Sutomo menganjurkan didirikannya berbagai organisasi sosial bumiputera seperti, Vouwen tehuis (rumah Istri) yaitu organisasi sosial bagi para perempuan urban yang bekerja dan belajar di kota, perlunya pendirian Bank Nasional Indonesia, sekolah tenun, dan pengawasan dari bank Koperasi, Studiclub, advies bureau, dan pembacaan ra;jat dan lembaga pemerintah yang mengurusi berbagai organisasi sosial yang ada.


B: - 913
25.
Pemimpin2 kebangsaan dari kumpulan lukisan Presiden Bung Karno. PENDIDIKAN dan KEBUDAYAAN. – No. 2,1950-1. – Jakarta: Kementrian Pendidikan Pengadjaran dan Kebudajaan, 1950. Hal.9

Tokoh-tokoh pergerakan kebangsaan Indonesia, Seperti Umar Tjokroaminoto, Tjipto Mangunkusumo, Dr. Sutomo, dan Wahidin Sudirohoesodo, telah diabadikan dalam beberapa lukisan, hasil karya para pelukis besar Indonesia. Lukisan tersebut menjadi koleki lukisan Presiden RI pertama, Sukarno.


B: - 3653
42.
Pemoeda dan tanah air/Kyai H. M. Mansoer. PEDOMAN MASJARAKAT. – Th. VI, no.9, 28 februari 1940. – Medan: Asj Sjoera, 1934. Hal 164-165

Pemuda adalah manusia yang telah naik setingkat dari tingkat umur kanak-anak menjadi dewasa, sebelum masuk usia dewasa dan orang tua. Setiap jiwa mempunyai roh. Dan tiap roh itu bertanah air pada jiwa, dan setiap jiwa bertanah air pada roh juga. Jadi kewajiban setiap orang untuk memelihara dan mencintai dan memelihara tanah airnya yang bersumber dari jiwanya. Pemuda sebagai generasi penerus dan pewaris dari tanah air Indonsia yang indah ini, sudah sewajibnya memenuhi panggilan dari tanah airnya.


B: - 2155
7.
Pergerakan Indonesia beroesia 20 tahoen 1908 “20 Mei” 1938. KEOETAMAAN-ISTERI. – Th. II, no. 6, Juni 1938. – Medan: Perhimpoenan Keoetamaan Isteri, 1936. Hal. 9-10

Tanggal 20 Mei 1908 adalah salah satu tanggal yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Pada tanggal itu, Dr. M. Ng. Wahidin Soedirohoesodo meletakan batu pertama dari gedung istana pergerakan bangsa Indonesia. Sejak itu 20 Mei selalu diperingati oleh segenap bangsa Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh Parindra (Partai Indonesia Raya) cabang Medan yang memperingati 30 tahun dari pergerakan kebangsaan tersebut.


B: - 2434
36.
Peringatan hari maulid jang kelima poeloeh dan hari wafat jang kedoea poeloeh lima dari Almarhoem Raden Adjeng Kartini, pendekar associatie politiek/C. Frans. OEDAYA OPGANG. – Jrg. VI, Afl. 9, no.76, September 1929. – Den Haag: Gravenhage, 1920. Hal. 140-145

Raden Adjeng Kartini lahir pada 21 April 1897. Keprihatinan Kartini atas kondisi kehidupan antara masyarakat Indonesia, khususnya kaum perempuan dengan bangsa Belanda sebagai kaum penjajah pada waktu itu dicurahkannya pada tulisan-tulisannya yang ia kirimkan kepada sahabat-sahabatnya di Negeri Belanda. Pengharapan dan cita-cita luhur Kartini untuk kaum perempuan Indonesia: “habis gelap terbitlah terang, habis ribut terbitlah tenang, habis perang terbitlah menang, dahulu susah terbitlah senang”.


A: 510.
20.
Perloeasan dan peroebahan azas B.O. BOEDI OETAMA Officieel orgaan dari perkoempoelan Boedi Oetomo. – Th. VIII, no.6/7, Mei/Juni 1931. Solo: Budi Oetomo, 1923. Hal 26-35

Dari mulai berdirinya, Budi Utomo sudah bersifat nasional yang menjunjung cita-cita kebangsaan. Sejak itu B.O. semata-mata bersifat perkumpulan kebangsaan. Budi Utomo juga harus dapat bekerja sama dengan perkumpulan-perkumpulan nasional lainnya untuk mencapai kemerdekaan bangsa dan tanah air Indonesia. Untuk itu azas-azas B.O. harus disesuaikan dengan semangat baru, semangat Indonesia Raya.


B: - 2199
35
Persatuan nasional Onderwijs/Ki Hadjar Dewantoro. OEDAYA OPGANG. – Jrg. VI, Afl. 7, no.74, Juli 1929. – Den Haag: Gravenhage, 1920. Hal. 114-115

Pendidikan tidak terlepas dari penghidupan rakyat dan kebangsaan. Segala upaya untuk menjunjung derajat bangsa tidak akan berhasil kalau tidak dimulai dari bawah. Pendidikan dan pengajaran nasional berguna untuk memerdekakan manusia sebagai anggota dari persatuan (rakyat). Pendidikan nasional seharusnya menjadi pendidikan yang selaras dengan penghidupan dan kehidupan bangsa.


A: - 510
11.
PionersDe pioners der Indonesische beweging: de zes achtereen volgende voorzitters van Boedi Oetomo, van af het jaar van haar oprichting (1908) tot 1918.OEDAYA Orgaan van het Nederlandsch-Indonesisch Verbond. – Jrg. VIII, No.94, Maart 1931. -- Amsterdam: Gravenhage, 1920. Hal. 40-41

Tulisan ini berisi beberapa tokoh pergerakan Indonesia mulai dari tahun 1908 sampai dengan 1918. Para tokoh tersebut merupakan pendiri pergerakan kebangsaan Budi Utomo. Mereka adalah: Raden Adipati Tirto Koesoemo, Pangeran Ario Noto Dirojo, Dr. Radjiman, Mangkoe Negoro VI, Paku Alam V, Mangkoe Neoro VII, Rd. Dwidjosewojo, Ario Woerjaningrat, Dr Wahidin, dan Pangeran Negoro VII.


A: - 510
51.
Pribadi & perdjuangan KHA Dahlan/Miska M. Amien. SUARA MUHAMMDIJAH. – Th. 51, no.16-17, Agustus 1971. – Jakarta: Muhammadijah, 1921. Hal. 11

K.H.A. yang waktu kecilnya bernama Moh. Darwis dilahirkan di kampung kauman (Jogja) tahun 188. Beliau putra dari Kyai Abu Bakar yang menjadi Khatib Mesjid Besar kesultanan Jogja. Tahun 1902, KHA Dahlan bermukin di Mekah untuk memperdalam Islam. Sepulangnya dari Mekkah, beliau menggantikan tugas ayahnya. Ia orang pertama yang memperbaiki arah kiblat yang sebenarnya waktu itu yang belum mengarah pada arah kiblat yang sebenarnya. Ia juda selain sebagai pendiri dari gerakan Muhammadiyah juga soerang organisator. Tahun 1905 mendirikan Djamiat Chair di Batavia, dan menjadi anggota Budi Utomo yang berdiri tahun 1908 dan Sariakt Islam. Selain itu ia sering bertukar fikiran dengan para pemuka agama lain.


B: - 3767
37.
Raden Adjeng Kartini: haar beteekening voor de associatie-gedachte en vooor de volksbeweging in Indonesie/C. Frans. OEDAYA OPGANG. – Jrg. VI, Afl. 12, no.79, December 1929. – Den Haag: Gravenhage, 1920. Hal. 188-189

Raden Adjeng Kartini dilahirtkan pada tanggal 21 April 1879 dan meninggal pada 17 September 1904. Meskipun ia meninggal pada usia yang masih muda 25 tahun namun cita-cita dan pemikiran dapat kita baca dari kumpulan tulisan-tulisan Kartini yang dibukukan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”, sebagai sumber inspirasi dan motivasi kaum wanita Indonesia untuk maju.


A: - 510
34.
Raden Dewi Sartika, de Soendaneesche Raden Adjeng Kartini. OEDAYA OPGANG. – Jrg. VI, Afl. 3, no.70, Maart 1929. – Den Haag: Gravenhage, 1920. Hal. 35

Raden Dewi Sartika, seorang perempuan bansawan di tanah Sunda. Setelah menamatkan penidikannya di sekolah guru, ia mendirikan sekolah Keutamaan Istri. Sekolah ini khusus ditujukan untuk anak-anak perempuan bumiputera. Sekolah Keutamaan Istri dibuka juga di Padang Pandjang Sumatra Barat oleh bekas muridnya Dewi Sartika.


A: - 510.
5.
Rapat tahoenan Boedi Oetomo jang kesebelas. SRI POESTAKA. – Th. I, no.5, November 1919. – Weltevreden: Balai Poestaka, 1919. Hal. 69-71

Budi Utomo sejak didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA, selalu aktif melakukan berbagai kegiatan dengan organisasi pribumi lainnya dalam upaya mencapai kemerdekaan Indonesia. Beberapa wakil Budi Utomo duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat) untuk membela dan memperjuangkan kepentingan hak-hak pribumi. Pada kongres Budi Utomo yang ke-11 yang di adakan di Semarang, berisi desakan pada pemerintah kolonial untuk membantu kemajuan rakyat di tanah jajahannya.


B: - 546
8.
Riwayat pendek dari almarhoem Dr. Soetomo. KEOETAMAAN-ISTERI. – Th. II, no. 6, Juni 1938. – Medan: Perhimpoenan Keoetamaan Isteri, 1936. Hal. 13-14

Soetomo adalah salah satu pendiri dari perhimpunan Budi Oetomo. Ketika itu Soetomo masih tercatat sebagai mahasiswa Stovia. Soetomo lahir antara tahun 1888. Sutomo terkenal sebagai nasionalis yang rendah hati, dermawan, dan dihormati oleh kawan dan lawannya baik yang sepaham maupun yang bersebarangan dengannya. Banyak jasa-jasa Beliau di masa pergerakan kebangsaan Indonesia, antara lain sebagai pendiri PBI, Parindra, pendirian rumah miskin, Gedung Nasional, Bank Nasional hingga Surya Wirawan (Pergerakan Pemuda Harapan Bangsa).


B: - 2434
57.
Sedikit riwayat tentang berdirinja Taman Siswo/Ki Djoeroe Nilik. WASITA. – Jil ke I, no. 8, Mei 1929. – Jogjakarta: Nationaal Onderwijs-Instituut Taman Siswo, 1929. Hal. 261-264

Taman Siswo pertama didikan oleh RM Soewardi Suryaningrat pada 3 Juli 1922 di Jogjakarta. Pada waktu memutuskan untuk mendirikan Taman Siswa, S.Suryaningrat meninggalkan jabatan pentingnya di National Indsiche Partij yang didirikannya bersama Dr. Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker. Asas Taman Siswa adalah pendidikan untuk menyadarkan seseorang untuk mengatur dirinya dengan tertib dan damai, bertumbuh menurut kodrat; Pengajaran adalah mendidik anak menjadi manusia yang merdeka lahir batin, dan sebagai penunjuk jalan bagi kehidupan dan perdamaian, bekerja dengan kekuatan sendiri, mendidik dengan tulus dan hati yang suci.


B: - 1357
18.
Semangat pergerakan di Indonesia dari tahoen 1908 sampai 1932/Ipih A. Hadi. FIKIRAN RAKJAT. – Desember, 1932. – Jakarta: Fikiran Rakyat, 1932. Hal. 14-15

Sebelum tahun 1908 bumi Indonesia ini masih tidur nyenyak, semangat kemerdekaan belum menyala ke dalam jiwa rakyat. Orang menyangka sudah nasib rakjat Indoneisa akan diperintah oleh bangsa asing sampai dunia kiamat. Tetapi zaman berubah. Tahun 1905 meletus perang antara Jepang-Rusia, hingga revolusi kaum muda Turki. Seluruh Asia bangun untuk meruntuhkan kekuasaan Barat. Demikian juga di Indonesia, terjadilah kelahiran Budi Utomo tahun 1908.


B: - 1655
39.
Semangat pergerakan diIndonesia dari tahoen 1908 sampai 1932. FIKIRAN RAKYAT. – No.55, 21 Juli 1933. – Djakarta: [s.n.], 1932. Hal. 14-15

Sebelum tahun 1908, semangat kemerdekaan Indonesia belum menyala dalam jiwa rakyat. Perang Rusia-Jepang (1905) dan Rebvolusi kaum muda Turki (1907) telah membangkitkan semangat kaum muda Indonesia atas kekuasaan Barat. Tahun 1908, lahirlah budi Utomo, yang disusul dengan kelahiran pergerakan rakyat lainnya seperti Sarekat Islam, Indische Partij, dan PNI.


B: - 1655
48.
Taman De Taman Siswo school. OEDAYA OPGANG. – Jrg. V. Afl. 7, no.62, Juli 1928. – Den Haag: Gravehage, 1922. Hal. 110-112

Taman Siswa adalah nama dari Pendidikan Nasional untuk kaum bumiputera yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantoro. Tujuan mulia dari Taman siswa ini adalah untuk memajukan pendidikan bagi kaum bumiputera. Sebagaimana kita ketahui pada masa itu kesempatan untuk mengecap pendidikan hanya diperoleh untuk segelintir kelompok masyarakat tertentu, terutama kaum bangsawan.


A: - 510
60.
Tjokroaminoto dan Hadji Mansoer ke Mekkah, mendjadi Oetosan Islam Indonesia. BINTANG HINDIA. – Th. V, no.10, 6 Maart 1926. – Weltevreden: Bintang Hindia, 1921. Hal. 168.

Berita keberangkatan HOS Tjokroaminoto dan Hadji Mansoer sebagai utusan Islam Indonesia ke Mekkah. Mereka akan menghadiri Konges Islam di Mekah. HOS Tjokroaminoto adalah pemimpin Sarekat Islam yang sebelumnya dimimpin oleh Hadji Sjamanhudi. Istrinya HOS Tjokroaminito, R.A. Rostinah adalah juga seorang pendiri perhimpunan SI Perempuan yang bernama Wanito Oetomo.


B: - 937
43
Verslag ringkas dari Kongres Partai Islam Indonesia. PEDOMAN MASJARAKAT. – Th. VI, no.17, 24 April 1940. – Medan: Asj Sjoera, 1934. Hal 327-327

Dr Soekiman selaku ketua dari Partai Islam Indonesia (PII) pada kongres PPPI 12 April 1940 menyatakan bahwa semua yang hidup itu mesti bergerak, mesti berjuang; siapa yang tidak mau bergerak, tidak berjuang, itulah orang yang mati. Karena Isalm itu hidup dan tidak mungkin akan mati, maka wajiblah umat Islam selalu bergerak, berjuang untuk ketinggian drajat agamanya.


B: - 2155
31.
W.R. Soepratman wafat. PANDJI ISLAM. – Th. V, no. 25, 5 September 1938. – Medan: Poestaka Islam, 1923. Hal. 560

Pada tanggal 7 Agusutus 1938, telah berpulang ke Rahmatullah Pencipta Lagu Kebangsaan, WR Supratman. Beliau juga dikenal seagai pengarang lagu Kartini dan pemuda Parindra’Surya Wirawan’. Meskipun Supratman meninggal sebelum Indonesia merdeka, namun lagu ciptaannya ‘Indonesia Raya’ senantiasa berkumandang sepanjang masa sebagai lagu kebangsaan bangsa Indonesia.


B: - 2306
28.
Wahidin Soedirohoesodo (in memoriam)/S. Suryaningrat. NEDERLANDSCH INDIE OUD & NIEUW. – Eerste jaarg. No.6, August 1916. – Amsterda: Tijdschrift NION, 1916. Hal. 265-270

Wahidin Sudirohusodo lahir dari lingkungan keraton Jogjakarta. Beliau adalah dokter Jawa pertama di Batavia. Waktu itu Jabatan dokter merupakan jabatan tertinggi yang dibolehkan bagi kaum pribumi. Wahidin sebagai bapak pelopor pergerakan kebangsaan Indonesia. Sutomo berhasil mewujudkan ide dan cita-cita Wahidin untuk membentuk perkumpulan Budi Utomo sebagai organisasi kebangsaan pertama di bumi Indonesia
A: 399